Senin pukul tujuh pagi, 26 Juli 2010. Hujan sejak semalam tak juga hendak berhenti. Ubud, desa internasional di jantung Pulau Dewata itu, terasa lebih sepi dari biasanya. Halaman hotel Rijasa Agung yang terletak di pinggir jurang itu pun masih lengang. Hawa dingin yang menusuk pori-pori, seakan mencegah para tetamu yang menginap untuk keluar dari balik selimut tebal. Bahkan air hangat di kamar mandi yang begitu mewah, seakan tak berdaya membujuk para tamu hotel untuk berbenah memulai aktivitas.
Tapi di tengah hawa dingin yang berhujan itu, toh membuat setidaknya 12 orang tamu khusus harus sedikit bergegas menunggu jemputan di loby hotel. Mereka adalah tim juri yang akan segera diboyong ke Istana Kepresidenan Tampaksiring, untuk melakukan penjurian atas karya-karya puisi, lukis, lagu dan batik 231 orang siswa SD dan SMP dari 33 provinsi yang ada di seluruh Indonesia. Ya, hari itu adalah hari di mana Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional Tahun 2010 dilaksanakan di Istana Kepresidenan Tampaksiring, Bali.
Kilas Balik
Kegiatan Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari himbauan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Peringatan Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2006 di Taman Mini Indonesia Indah. Saat itu, kegiatan ini bertajuk Lomba Lukis dan Cipta Puisi.
Tapi di tengah hawa dingin yang berhujan itu, toh membuat setidaknya 12 orang tamu khusus harus sedikit bergegas menunggu jemputan di loby hotel. Mereka adalah tim juri yang akan segera diboyong ke Istana Kepresidenan Tampaksiring, untuk melakukan penjurian atas karya-karya puisi, lukis, lagu dan batik 231 orang siswa SD dan SMP dari 33 provinsi yang ada di seluruh Indonesia. Ya, hari itu adalah hari di mana Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional Tahun 2010 dilaksanakan di Istana Kepresidenan Tampaksiring, Bali.
Kilas Balik
Kegiatan Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari himbauan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Peringatan Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2006 di Taman Mini Indonesia Indah. Saat itu, kegiatan ini bertajuk Lomba Lukis dan Cipta Puisi.
Tahun ini, adalah merupakan penyelenggaraan yang ke lima, diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bersama Kementerian Pendidikan Nasional. Kerjasama dua kementerian ini sesuai dengan arahan Presiden pada Lomba Lukis dan Cipta Puisi Anak-anak Tingkat Nasional tahun 2008 di Istana Kepresidenan Cipanas, Jawa Barat. Saat itu Presiden menyatakan dukungan sepenuhnya kerjasama dua kementerian ini untuk bersama-sama menyelanggarakan salah satu program pembinaan anak-anak melalui “Lomba Cipta Seni Anak-anak”.
Pada penyelenggaraan tahun 2010 ini, lomba dikemas dengan cakupan yang lebih luas, dengan nama Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nassional Tahun 2010. Adapun tema yang diangkat tahun ini adalah “Kenali dan Cintai Budaya Negerimu”.
Kegiatan yang dilaksanakan tanggal 26 Juli 2010 di Istana Kepresidenan Tampak Siring ini melupakan lanjutan dan pengembangan kegiatan tahun-tahun sebelumnya, baik dari segi kualitas maupun kepesertaan. Tahun 2006 sampai 2008 hanya dua materi yang dilombakan, yakni lomba lukis dan lomba cipta puisi, tahun 2009 tiga materi yakni lomba lukis, lomba cipta puisi dan lomba cipta lagu. Tahun 2010 ini materi ditambah menjadi empat jenis, yaitu lomba lukis, lomba cipta puisi, lomba cipta lagu dan lomba desain motif batik.
Mengembangkan Potensi Diri
Direktur Jendral Nilai Budaya, Seni dan Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Tjetjep Suparman, dalam sekapursirihnya mengatakan, dengan tema “Kenali dan Cintai Budaya Negerimu”, panitia dan pemerintah bermaksud menjaka anak-anak memahami, memaknai serta mencintai keindahan dan keelokan negeri, untuk selanjutnya berkewajiban merawat, memelihara dan senantiasa pandai bersyukur atas negerinya. “Dengan demikian, watak dan kepribadian generasi penerus akan kuat di bidang logika, mengerti etika dan mencintai estetika. Ada waktu untuk belajar, ada waktu untuk berdoa, dan ada waktu untuk berkontemplasi. Belajar dan berdoa dilakukan setiap hari, kontemplasi dilakukan guna mensyukuri serta mengevaluasi apa yang sudah dicapai,” demikian Tjetjep.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jro Wacik, juga mengatakan, kegiatan ini memberikan kesempatan kepada anak didik tingkat SD dan SMP di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitasnya secara kompetitif dan spontan. “Yang paling penting, kegiatan ini harus dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan potensi diri generasi muda terhadap kepekaan imajinasi serta kemampuan ivovasi agar menjadi bekal masa depan yang cerdas, mampu bersikap kritis dengan tetap dalam kaidah etis dan estetis,” demikian Menbudpar.
Lebih jauh Menbudpar mengatakan, lomba cipta seni pelajar diharapkan meningkatkan citra positif dunia seni anak-anak sebagai bagian dari kearifan lokal untuk mengarahkan watak dan kepribadian anak agar kuat di bidang logika, etika dan estetika sejak usia dini.
Sementara itu Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh, juga mengatakan lomba cipta seni merupakan salah satu wahana yang efektif untuk mengekspresikan kompetensi estetika anak-anak. Bahwa kegiatan yang dilaksanakan bersama-sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata ini sejalan dengan Program Kemdiknas berkait pendidikan karakter. “Pendidikan karakter yang dikembangkan bukan hanya soal sopan santun. Tetapi lebih dari itu, kita ingin membangun karakter-budaya yang menumbuhkan kepenasaran intelektual sebagai modal untuk mengembangkan kreativitas dan daya inovatif yang dijiwai dengan nilai kejujuran dan dibingkai dengan kesopanan dan kesantunan. Ada dua pendekatan dalam pendidikan karakter. Pertama, habituasi atau pembiasaan-pembiasaan, dan yang kedua adalah intervensi kebijakan. Lomba ini adalah bagian dari dua pendekatan itu, habituasi dan intervensi kebijakan,” papar Mendiknas.
Kendati dalam suasana hujan yang hampir tak pernah berhenti, pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Siswa-siswi SD dan SMP peserta lomba tampak sangat antusias dan percaya diri dengan kemampuan masing-masing. Ini bisa dimaklumi, karena setiap peserta adalah siswa terbaik di bidangnya di masing-masing provinsi.
Lebih-lebih ketika Presiden dan Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono berkeliling mendekati anak-anak yang suntuk berkarya, suasana pun semakin meriah terutama para guru pendamping yang berlomba-lomba membidikkan kamera saat anak didik mereka didekati Presiden. Panitia pun sampai harus mengingatkan berkali-kali agar para guru pendamping tidak berada terlalu dekat dengan siswa-siswi yang berlomba. “Semoga tahun depan murid dari sekolah kami bisa terpilih lagi untuk mewakili provinsi kami,” demikian seorang ibu guru berharap.
Foto: Nanoq da Kansas