berdamai dengan diri sendiri, di sanalah adanya cinta. dan sesungguhnyalah cinta tidak lahir dari kesemena-menaan.

-Nanoq da Kansas-

19 Juli 2010

Puisi-puisi Eko Putra

Eko Putra, lahir 19 Juni 1990 di Kertajaya, sebuah Desa yang terletak di kecamatan Sungai Keruh-Musi Banyuasin, Sumsel.Puisi-puisinya pernah dimuat oleh Majalah Sastra Horison, Harian Sumatera Ekspres, Bali Post, Lampung Post, Sriwijaya Post, BERITA PAGI, Fajar Banten, Sijori Mandiri,Harian Musi Banyuasin, Harian Global, Bangka Pos, Majalah Sabili, Buletin Sastra Hysteria, Rumah Dunia, Jurnal Bogor, puisinya juga tergabung dalam antologi penulis muda lintas provinsi oleh“Wajah Deportan” , (Teras Puitika &AUK,Juni 2009) Pedas Lada Pasir Kuarsa (Temu Sastrawan Indonesia II) akhir Juli 2009, diundang sebagai peserta Temu Sastrawan Indonesia II Pangkalpinang-Bangka Belitung. Puisi-puisi terbarunya dapat di akses melalui situs pribadi di laman http://ekoputra-puisi.blogspot.com dan jalinan silaturahmi dapat dihubungi melaui surat elektronik dan facebook di eko.ktm@gmail.com.


Gelagas

seekor kupu-kupu berayun tanpa angin, ada suara menafsirkan kemarau bagi seorang pertapa, dengan sebuah kitab yang ditulis seratus tahun setelah kematiannya.

bila seratus bunga enggan dimekarkan adakah yang dapat menggugurkannya, untuk mengubah arah cahaya memalamkan sepuluh siang

kepada matahari, kepada perasaan yang membuat musim mematahkan kalender. tanpa angin, kupu-kupu berayun menghadapi nasibnya. dan berputar di pucuk bunga-bunga...

(2009)


Malam Sepasang Mabuk

bulan separoh membikin bayang-bayang di sebuah garang, dua remaja mabuk kepayang menuntun malam lengang
dan mabuk terus berputar panjang

apakah cinta bagi sepasang perasaan yang ditiupkan ke dalam mata masing-masing. langit tak mengirim isyarat dalam angin kering yang membaca setiap ratapan

tangis rahwana atau kutuk si paitlidah-kah yang rebah
di rumpun mawar belakang rumah ?

tak ada apa-apa, tak ada-apa, mereka tak mendengar apapun

(2009)


Tentang Sepotong Senyum
: Eka Putri, Pratiwi

sepotong senyum telah kusimpan sebagai gambar dan sebuah tanda yang membuat tarikan nafas mengalah dan mengambang di kartunama dan nomor telepon

kapan ke kotaku lagi : katamu. dan kau tahu pertemuan mengistirahkan kerinduan menjadi tidak lebih berarti untukmu mencari sesuatu yang kutinggalkan ke dalam buku-buku dan warna jilbabmu yang luruh di toko buku

suatu ketika kau menangis. kemudian tetesnya menjelma kupu bersayap ungu. berkejaranlah ia di antara alamat jalan yang ditumpangi pertanyaan. mungkin kau mencariku di sebuah terminal untuk menjawabnya. mungkin saja kau berlari menuju gedung pertemuan. kau membaca sepi yang dibaui luka. di sana seorang lelaki lebih baik dilupakan. dengan caramu sendiri.

sepotong senyum, dan berkunjung ke suatu kota, adalah ingatanku kepada alamat rumah dan warna jilbabmu yang digenggam oleh telapak tangan yang dingin

(2009)



Alamat Sajak

ajarkan padaku bagaimana membelai hujan yang runtuh di matamu. sebab, badai-badai yang sembunyi di mataku, senantiasa alpa mengecupmu. ah, kecupan maut kukira. menetes ke dalam hatimu. bukalah hatimu. pada perasaan yang tak sempat diziarahi, pada rasa sayang yang kau kubur di tanah basah. bukalah segala hakikat, atas beribu-ribu sepi menghadapmu, beribu-ribu hasrat menginginkanmu, beribu-ribu tangan mengetukmu, beribu-ribu puing menunggumu. berhentilah akan diammu wahai sasmita diri. ajarkan aku mencintai kamu, akan pagi bersama gerakan yang muncul di kalam matahari. biarkan perasaan ini menuliskan sinarnya untuk hatimu. sampai aku menjadi beku dalam selimut, kemudian menguap dalam mimpi-mimpi yang luluh. tanpa kata-kata.

2009

3 komentar:

Reni Oktari mengatakan...

siapa sih yang menyangsikan kepiawaian Eko Putra dalam bersajak?

Gak ada kan....

Sebagai seorang teman yang turut memperhatikan perkembangan karya-karyanya sejak kelas 1 SMA, saya tahu persis bahwa karya-karya Eko Putra semakin menjadi setiap harinya. kian elok!

Masih teringat dulu sewaktu SMA, masa dimana friendster masih semarak-semaraknya, Eko Putra sangat menggilai warnet. Bukan untuk bermanja ria dengan semua kemudahan yang dihidangkan teknologi, bukan untuk berleha-leha dengan tampilan yang dihadirkan friendster, tapi ia sibuk dengan blognya. Bersajak ria. Tak pernah mati berkarya. Maju terus buat sahabatku Eko Putra.

Redaksi mengatakan...

Terima kasih buat Reni Oktari, untuk apresiasinya.

Salam.

silvimargaret mengatakan...

Selamat Siang, Ijin Post Yahh bossku
Tunggu Apalagi Segera Daftar dan Depositkan Segera Di E D E N P O K E R . X Y Z
- Minimal Deposit 15.000
- Bonus New Member 10.000
- Bonus Next Deposit 5%
- Bonus Rollingan 0,5%
- Bonus Refferal 10% (Seumur Hidup)
REAL PLAYER VS PLAYER !!!

Posting Komentar