berdamai dengan diri sendiri, di sanalah adanya cinta. dan sesungguhnyalah cinta tidak lahir dari kesemena-menaan.

-Nanoq da Kansas-

4 Agustus 2010

Jelang Pilkada Jembrana: Menunggu Calon Pemimpin Menyapa Rakyat

Menjelang pilkada Jembrana yang masih beberapa bulan ke depan ini, apa yang ditunggu-tunggu warga masyarakat Jembrana? Atau, jika pilkada Jembrana tersebut masih bisa dikatakan penting, apa sih sebenarnya yang cukup menarik bagi masyarakat di ujung barat Pulau Dewata ini?

Sejauh ini belum nampak sesuatu yang penting dan menarik bagi masyarakat terkait pilkada nanti. Demikian beberapa tokoh masyarakat di Jembrana berujar. “Maksudnya, jika perpijak dari kondisi politik saat ini terkait pilkada, masyarakat Jembrana bisa jadi merasa tak perlu dengan ada atau tidaknya pilkada. Masyarakat di bawah hanya baru mendengar secara tak jelas bahwa akan ada pilkada di Jembrana. Bahkan masyarakat di bawah tak peduli,” ujar I Wayan Reden, Ketua Badan Pengawas Desa (BPD) Candikusuma, Kecamatan Melaya.

Reden mengatakan, ketidakpedulian masyarakat kecil bisa disebabkan banyak faktor. Salah satunya adalah karena belum adanya informasi yang jelas mengenai pelaksanaan pilkada itu sendiri. “Coba saja cek ke bawah, sampai hari ini masyarakat tak tahu kapan ada pilkada di Jembrana. Ini artinya, instansi dan lembaga-lembaga yang terkait pilkada masih belum mampu melakukan sosialisasi yang baik bagi seluruh masyarakat yang notabene adalah pemilik suara sekaligus penentu hasil pilkada itu sendiri,” lanjut Reden.

Hal senada juga dikatakan oleh Komang Tit, seorang supir dari Kelurahan Pendem, Negara. “Saya tahu akan ada pilkada, tapi kapan dan siapa saja yang akan menjadi calon pengganti bupati, saya tidak tahu. Memangnya kapan akhir masa jabatan bupati yang sekarang?” Komang Tit balik bertanya.

Bagi Komang, suasana pilkada saat ini jauh berbeda dengan yang sebelumnya. “Dulu gema pilkada begitu terasa dari jauh-jauh hari bahkan setahun sebelumnya. Obrolan-obrolan mengenai pilkada menjadi bagian yang intens di masyarakat. Saat ini, pilkada di Jembrana seolah-olah hanya menjadi milik beberapa orang, dan orang-orang itu pun belum jelas,” tandasnya.

Rakyat Menunggu
Banyak warga masyarakat mengaku agak kaget dengan kehadiran baliho yang memuat pentahapan pilkada dari KPUD yang tiba-tiba terpasang di perempatan jalan pusat kota Negara. “Kok tiba-tiba saja sudah ada baliho dari KPUD. Lalu menyusul beberapa baliho dari elit-elit yang akan nyalon. Semuanya bikin tak mengerti,” ujar seorang warga yang baru turun dari sebuah bus di terminal negara.

Warga yang mengaku berasal dari Gilimanuk ini mengatakan, dirinya ragu akan kualitas pilkada Jembrana kali ini. “Saya kira pilkada sekarang tidak akan sebaik lima tahun lalu. Soalnya sekarang ini persiapannya saja masih belum jelas. Kemarin saya sempat dengar pilkada akan memakai e-voting, tetapi katanya batal. Cuma itu yang saya tahu. Mengenai kapan, dan siapa saja calon yang akan maju menjadi bupati atau wakil bupati, saya dan banyak warga masyarakat lainnya belum tahu. Jadi bagaimana kita bisa yakin pilkada akan berjalan dengan baik dan berkualitas?” lanjut warga dari Gilimanuk tersebut.

Bagi warga yang tak mau disebutkan namanya itu, kualitas pilkada bukan saja tergantung pada penyelenggaraannya. Yang lebih penting justru adanya kesempatan yang cukup lama bagi warga masyarakat untuk mengenal figur para calon bupati yang berkompetisi. “Penyelengaraan pilkada sudah pasti berjalan seperti biasa karena sudah ada juklak, juknis dan lembaga penyelenggaranya. Tetapi bagi warga masyarakat, yang terpenting adalah siapa calon-calon yang maju. Ini harus diupayakan agar mereka lebih awal bisa berkenalan dengan rakyat. Jangan sampai nanti pilkada justru menjadi ajang perebutan kekuasaan oleh orang-orang asing yang sebenarnya tidak saling mengenal dengan masyarakat Jembrana,” demikian warga tersebut sekaligus menyampaikan harapannya agar partai politik yang ada di Jembrana bisa sesegera mungin melakukan komunikasi dengan masyarakat terkait pilkada tersebut.

“Di sinilah seharusnya partai politik mengambil peran pentingnya. Bahwa komunikasi dengan masyarakat itu tidaklah bisa dilakukan dengan tiba-tiba seraya turun ke bawah menyodorkan figur calon pemimpin. Berikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk mengetahui dan mengenal para calon secara lebih awal. Dengan demikian, apakah nanti figur tersebut diterima atau tidak oleh masyarakat, kan akan ketahuan lebih awal. Dengan komunikasi yang lebih awal pula, baik parpol maupun para figur calon bupati akan punya kesempatan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Jembrana ke depan. Tidak seperti sekarang, semua figur calon yang ada di baliho-baliho itu hanya menyodorkan slogan-slogan abstrak yang tiada artinya bagi masyarakat. Dan ini adalah bagian dari pendidikan politik yang harus diemban oleh partai politik,” demikian Wayan Joni Artadi, warga masyarakat Lingkungan Mertasari, Loloan Timur, Negara.

Teks: Nanoq da Kansas

1 komentar:

silvimargaret mengatakan...


Selamat Siang, Ijin Post Yahh bossku
Tunggu Apalagi Segera Daftar dan Depositkan Segera Di E D E N P O K E R . X Y Z
- Minimal Deposit 15.000
- Bonus New Member 10.000
- Bonus Next Deposit 5%
- Bonus Rollingan 0,5%
- Bonus Refferal 10% (Seumur Hidup)
REAL PLAYER VS PLAYER !!!

Posting Komentar